「やさしい日本語」を選ぶと、かんたんな文章になり、ふりがながつきます。
「ひらがなをつける」を選ぶと、文章にふりがながつきます。
「やさしい日本語」を選ぶと、かんたんな文章になり、ふりがながつきます。
「ひらがなをつける」を選ぶと、文章にふりがながつきます。
- Beranda
- Pembahasan Kosakata Penting di Industri Konstruksi Jepang - Bab 2
Pembahasan Kosakata Penting di Industri Konstruksi Jepang - Bab 2
Pada pembahasan kali ini kami akan melanjutkan ke penjelasan kosakata penting yang ada di Bab 2. Ada 10 kosakata penting yang sudah kami pilihkan untuk kita pelajari dan pahami bersama untuk kita bisa bekerja di industri konstruksi di Jepang.
1. 法律
Kata "法律" (hōritsu) dalam bahasa Jepang merujuk pada "hukum" atau "undang-undang". Dalam konteks industri konstruksi di Jepang, kata ini sangat penting karena menunjuk pada semua peraturan dan undang-undang yang mengatur aspek-aspek seperti keselamatan kerja, standar bangunan, persyaratan lingkungan, dan lainnya.
Kanji "法" (hō) memiliki arti "hukum" atau "metode", dan sering digunakan dalam kata-kata yang berkaitan dengan peraturan atau cara tertentu dalam melaksanakan sesuatu. Kanji "律" (ritsu) berarti "aturan" atau "disiplin". Jadi, "法律" (hōritsu) secara harfiah bisa diartikan sebagai "aturan hukum".
Dalam industri konstruksi, "法律" (hōritsu) digunakan untuk menunjuk pada berbagai undang-undang yang harus dipatuhi oleh perusahaan konstruksi. Ini termasuk, tapi tidak terbatas pada, misalnya: undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, yang bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerja, serta menciptakan lingkungan tempat kerja yang nyaman, kemudian ada juga undang-undang pembuangan limbah, yang dibuat dengan tujuan melindungi lingkungan hidup masyarakat dengan memproses limbah yang dihasilkan secara benar seperti daur ulang, dan lainnya.
Kata lain yang sering digunakan dan terkait dengan "法律" dalam konteks konstruksi adalah "規則" (kisoku), yang berarti "aturan" atau "regulasi". Meskipun kedua kata ini dapat saling terkait, "法律" lebih umum digunakan untuk merujuk pada undang-undang yang dibuat oleh pemerintah atau badan legislatif, sedangkan "規則" cenderung merujuk pada aturan atau pedoman yang ditetapkan oleh organisasi atau badan tertentu dalam konteks yang lebih spesifik.
2. 廃棄物
Kata "廃棄物" (haikibutsu) dalam bahasa Jepang berarti "sampah" atau "limbah". Dalam industri konstruksi, istilah ini khususnya mengacu pada limbah yang dihasilkan dari proses konstruksi, seperti sisa bahan bangunan, kemasan, dan peralatan yang tidak lagi digunakan.
Kanji "廃" (hai) berarti "membuang" atau "menyingkirkan", yang mengimplikasikan suatu proses menghentikan penggunaan atau menolak sesuatu. Kanji "棄" (ki) memiliki makna "meninggalkan" atau "menolak". Jadi, "廃棄物" (haikibutsu) secara harfiah berarti "bahan yang dibuang atau ditolak".
Dalam konteks konstruksi, "廃棄物" (haikibutsu) adalah masalah penting karena mengatur bagaimana limbah harus ditangani untuk meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan. Ini termasuk pengelolaan limbah konstruksi sesuai dengan undang-undang perlindungan lingkungan, serta recycle dan pengolahan limbah konstruksi untuk mengurangi jumlah limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Kata lain yang sering muncul dalam konteks limbah adalah "ゴミ" (gomi), yang umumnya berarti "sampah" dalam penggunaan sehari-hari. "廃棄物" (haikibutsu) lebih formal dan sering digunakan dalam konteks hukum dan teknis untuk merujuk pada limbah yang dihasilkan oleh industri dan kegiatan komersial, sedangkan "ゴミ" lebih luas dan bisa merujuk pada sampah rumah tangga atau sampah umum lainnya.
3. 処理
Kata "処理" (shori) dalam bahasa Jepang berarti "pengolahan" atau "penanganan". Dalam konteks industri konstruksi, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan proses teknis atau administratif yang terkait dengan pengelolaan sesuatu, seperti pengolahan limbah, pengolahan data, atau penyelesaian tugas-tugas administratif.
Kanji "処" (sho) memiliki makna "tempat" atau "menangani", yang berhubungan dengan ide penanganan atau pengolahan sesuatu di suatu tempat atau dalam suatu proses. Dalam penggunaannya, "処理" (shori) menekankan pada aksi menyelesaikan atau mengelola sesuatu secara efektif.
Dalam industri konstruksi, "処理" (shori) bisa merujuk pada berbagai proses, termasuk:
・Pengolahan Limbah Konstruksi: Menyusun cara-cara untuk mengelola, mendaur ulang, atau membuang limbah yang dihasilkan selama konstruksi.
・Pengolahan Data: Mengelola data yang berkaitan dengan proyek konstruksi, seperti pengolahan informasi tentang bahan, tenaga kerja, dan kemajuan proyek.
・Penanganan Masalah: Menyelesaikan masalah atau isu yang muncul selama proyek konstruksi, seperti perbedaan dalam spesifikasi teknis atau perselisihan kontraktual.
4. マニフェスト
Kata "マニフェスト" (manifesuto) dalam bahasa Jepang berasal dari bahasa Inggris "manifest," yang secara umum berarti "manifesto" atau dalam konteks penanganan limbah konstruksi dapat diterjemahkan sebagai "Manifest untuk manajemen limbah konstruksi". Istilah ini mengacu pada sistem dokumentasi yang digunakan di Jepang untuk mengatur dan mengawasi pengelolaan limbah konstruksi. Manifest ini adalah bagian penting dari regulasi pengelolaan limbah, memastikan bahwa limbah yang dihasilkan dari proyek konstruksi diurus dengan cara yang bertanggung jawab dan sesuai dengan peraturan lingkungan. Asal kata "マニフェスト" (manifesuto) adalah dari kata "manifest" dalam bahasa Inggris, yang memiliki penggunaan luas dalam konteks administratif dan logistik.
Dalam industri konstruksi Jepang, penggunaan kata "マニフェスト" (manifesuto) untuk limbah konstruksi melibatkan:
・Pelacakan dan Dokumentasi: Setiap pengiriman limbah konstruksi didokumentasikan secara detail, termasuk informasi tentang penghasil limbah, pengangkut limbah, dan pemroses limbah.
・Pengendalian Kepatuhan: Manifes ini membantu memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pembuangan limbah konstruksi mematuhi peraturan yang ada untuk perlindungan lingkungan.
・Transparansi: Meningkatkan transparansi dalam penanganan limbah, dari titik asal hingga pembuangan akhir atau pemrosesan ulang.
5. 再資源化
Kata "再資源化" (saishigenka) dalam bahasa Jepang berarti "daur ulang" atau "pemanfaatan kembali sumber daya". Istilah ini sangat relevan dalam industri konstruksi, terutama dalam konteks keberlanjutan dan pengelolaan limbah. Kanji "再" (sai) berarti "lagi" atau "kembali", mengindikasikan sebuah proses yang berulang atau pemulihan dari suatu kondisi. Kanji "資源" (shigen) berarti "sumber daya", yang merujuk pada bahan atau aset yang dapat digunakan untuk keperluan ekonomis atau operasional. Kanji "化" (ka) berarti "membuat menjadi" atau "transformasi", yang mengimplikasikan proses mengubah sesuatu ke dalam bentuk atau keadaan baru.
Dalam industri konstruksi, "再資源化" (saishigenka) mencakup proses seperti:
・Daur Ulang Bahan Bangunan: Bahan-bahan seperti beton, besi, kaca, dan kayu yang dipulihkan dari situs konstruksi yang dibongkar atau renovasi diolah kembali untuk digunakan dalam proyek lain.
・Pemanfaatan Limbah Konstruksi: Mengonversi limbah konstruksi menjadi produk baru atau bahan baku, seperti mengubah puing menjadi agregat untuk penggunaan dalam pembuatan beton baru.
Terminologi terkait yang juga sering digunakan adalah "リサイクル" (risaikuru), yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris "recycle". Meskipun kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian, "再資源化" lebih fokus pada konversi limbah menjadi sumber daya baru yang berguna dengan cara yang mungkin mengubah komposisinya, sedangkan "リサイクル" lebih menekankan pada penggunaan kembali bahan dengan cara yang sering kali mempertahankan bentuk aslinya.
6. 再利用
Kata "再利用" (sairiyō) dalam bahasa Jepang berarti "reuse" atau "penggunaan kembali". Istilah ini sering digunakan dalam berbagai konteks untuk menggambarkan proses menggunakan kembali bahan, produk, atau komponen tanpa mengubah bentuk aslinya secara signifikan, yang berbeda dari daur ulang yang umumnya melibatkan pemrosesan bahan menjadi bentuk baru.
Kanji "再" (sai) berarti "lagi" atau "kembali", menunjukkan aksi yang dilakukan ulang atau penggunaan kembali sesuatu yang sudah ada. Kanji "利用" (riyō) berarti "menggunakan" atau "pemanfaatan", sehingga "再利用" secara harfiah berarti menggunakan kembali sesuatu yang telah digunakan sebelumnya.
Dalam industri konstruksi, "再利用" (sairiyō) khususnya mengacu pada:
・Penggunaan Kembali Bahan Bangunan: Seperti balok kayu, batu bata, dan jendela yang dapat digunakan kembali dalam konstruksi lain tanpa memerlukan pengolahan ulang yang signifikan.
・Penggunaan Kembali Peralatan dan Perlengkapan: Alat dan mesin yang sudah tidak digunakan dalam satu proyek bisa dioperasikan kembali di proyek lain.
Kata lain yang sering digunakan dan berkaitan adalah "リユース" (riyūsu), yang juga berarti "reuse" dan merupakan serapan dari bahasa Inggris. "リユース" dan "再利用" sering digunakan secara bergantian tetapi "再利用" lebih formal dan lebih sering digunakan dalam konteks teknis atau industri.
7. 地下水
Kata "地下水" (chikasui) dalam bahasa Jepang berarti "air tanah". Dalam konteks industri konstruksi, istilah ini sangat penting karena menyangkut pengelolaan sumber daya air yang terletak di bawah permukaan tanah, yang bisa berpengaruh besar terhadap desain dan kestabilan konstruksi.
Kanji "地" (chi) berarti "tanah" atau "bumi", yang mengacu pada aspek geografis. Kanji "下" (ka) berarti "bawah", menandakan posisi air ini relatif terhadap permukaan tanah. Kanji "水" (sui) berarti "air", jadi "地下水" secara harfiah berarti "air di bawah tanah".
Dalam industri konstruksi, memahami dan mengelola "地下水" (chikasui) sangat krusial karena:
・Pengaruh terhadap Pondasi: Air tanah yang tinggi bisa berisiko terhadap pondasi bangunan. Pengelolaan yang tidak tepat bisa menyebabkan penurunan atau kerusakan struktur.
・Pengendalian Air pada Situs Konstruksi: Proyek-proyek yang melibatkan penggalian dalam seperti basement atau terowongan memerlukan manajemen air tanah yang efektif untuk mencegah banjir dan memastikan keamanan struktural.
・Dampak Lingkungan: Mengubah level atau aliran air tanah bisa berdampak pada ekosistem lokal dan sumber air untuk penggunaan manusia dan alam.
8. 水質
Kata "水質" (suishitsu) dalam bahasa Jepang berarti "kualitas air". Istilah ini sangat penting dalam berbagai industri, termasuk konstruksi, karena berkaitan dengan kondisi fisik, kimia, dan biologis air yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, kehidupan akuatik, serta kesesuaian air untuk berbagai penggunaan, seperti konsumsi, rekreasi, dan penggunaan industri.
Kanji "水" (sui) berarti "air", yang merupakan elemen dasar dalam istilah ini. Kanji "質" (shitsu) berarti "kualitas" atau "sifat", sehingga "水質" secara langsung diterjemahkan menjadi "kualitas air".
Dalam konteks industri konstruksi, "水質" (suishitsu) memiliki beberapa aplikasi penting:
・Pengaruh Terhadap Konstruksi: Kualitas air di sebuah situs konstruksi bisa berdampak pada keputusan teknis, seperti pemilihan material dan metode konstruksi, terutama untuk proyek yang melibatkan air seperti bendungan, saluran air, atau struktur yang berada di dekat badan air.
・Pengendalian Polusi: Mengelola run-off dan limbah konstruksi untuk mencegah polusi air yang bisa merusak kualitas air lokal. Ini termasuk tindakan seperti penyiapan sistem filtrasi dan pengendalian sedimentasi.
・Pemantauan dan Uji Kualitas Air: Proyek-proyek besar sering memerlukan pemantauan rutin kualitas air selama dan setelah konstruksi untuk memastikan bahwa tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan.
9. 汚染
Kata "汚染" (osen) dalam bahasa Jepang berarti "polusi" atau "kontaminasi". Ini adalah istilah penting dalam berbagai bidang, termasuk industri konstruksi, karena berkaitan dengan pengenalan substansi atau kondisi yang merusak ke lingkungan alam atau buatan. Kanji "汚" (o) berarti "kotor" atau "tercemar", menggambarkan sesuatu yang tidak murni atau terdegradasi. Kanji "染" (sen) berarti "menyebabkan", atau "mewarnai", menyiratkan proses mengubah kondisi sesuatu, dalam hal ini ke kondisi yang lebih buruk atau terkontaminasi.
Dalam industri konstruksi, "汚染" (osen) dapat memiliki beberapa implikasi penting:
・Polusi Udara: Kegiatan konstruksi seringkali menghasilkan debu dan emisi dari mesin yang dapat mencemari udara.
・Polusi Air: Limbah dan run-off dari situs konstruksi bisa membawa material berbahaya seperti sedimen, bahan kimia, dan minyak ke dalam sistem air lokal, mengakibatkan polusi.
・Polusi Tanah: Tumpahan bahan kimia dan pembuangan limbah konstruksi secara tidak tepat dapat mencemari tanah, mempengaruhi kualitas tanah dan keamanan penggunaan tanah untuk masa depan.
Kata terkait yang juga sering digunakan adalah "汚れ" (yogore), yang secara umum berarti "kotoran" atau "noda". Meskipun kedua kata ini berkaitan dengan kontaminasi, "汚染" lebih khusus merujuk pada polusi atau kontaminasi lingkungan yang berdampak negatif, sedangkan "汚れ" lebih sering digunakan dalam konteks yang lebih ringan dan pribadi, seperti kotoran pada pakaian atau di rumah.
10. 防止
Kata "防止" (bōshi) dalam bahasa Jepang berarti "pencegahan". Istilah ini digunakan secara luas dalam berbagai konteks untuk menggambarkan upaya mencegah atau menghentikan sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan, penyakit, atau dalam kasus industri, polusi dan kerusakan lingkungan. Kanji "防" (bō) berarti "mencegah" atau "melindungi". Ini menunjukkan tindakan bertahan atau menghalangi terjadinya sesuatu. Kanji "止" (shi) berarti "menghentikan" atau "mencegah". Gabungan kedua kanji ini menguatkan konsep pencegahan dan perlindungan terhadap peristiwa yang tidak diinginkan.
Dalam konteks industri konstruksi, "防止" (bōshi) bisa diterapkan dalam beberapa cara penting:
・Pencegahan Kecelakaan: Mengimplementasikan standar keselamatan dan protokol untuk mencegah kecelakaan kerja.
・Pencegahan Polusi: Mengambil langkah-langkah seperti penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan sistem manajemen limbah yang efektif untuk mencegah polusi udara, air, dan tanah.
・Pencegahan Kerusakan Struktural: Menerapkan teknik rekayasa yang tepat dan bahan berkualitas untuk menghindari kerusakan pada bangunan atau infrastruktur.