• Beranda
  • Pembahasan Kosakata Penting di Industri Konstruksi Jepang - Tahap III Bab 2

Pembahasan Kosakata Penting di Industri Konstruksi Jepang - Tahap III Bab 2

Pada pembahasan kali ini kami akan melanjutkan ke penjelasan kosakata penting yang ada di buku teks Bab 2. Ada 8 kosakata penting yang sudah kami pilihkan untuk kita pelajari dan pahami bersama untuk kita bisa bekerja di industri konstruksi di Jepang.

1. 終業時間

終業時間(しゅうぎょうじかん, shūgyō jikan)artinya jam ketika pekerjaan sehari berakhir. Istilah ini merujuk pada akhir jam kerja yang dicantumkan dalam peraturan perusahaan dan biasanya sama maknanya dengan jam pulang atau waktu pekerjaan selesai. Contohnya, jika waktu mulai kerja pukul 09.00 dan waktu selesai kerja pukul 18.00, maka pukul 18.00 itulah yang disebut sebagai 終業時間.

終業時間 berarti akhir pekerjaan, tetapi bisa saja setelah itu ada tugas di bawah perintah atasan, seperti misalnya merapikan tempat kerja atau menulis laporan harian, dan lainnya. Jika meninggalkan lokasi konstruksi atau tempat kerja sebelum 終業時間 tanpa izin bisa dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Dalam sebuah proyek konstruksi, waktu kerja bisa saja dipercepat ataupun diperpanjang misalnya dikarenakan oleh faktor cuaca atau deadline yang semakin dekat.

Menurut Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan di Jepang, jam kerja harian maksimal 8 jam, dan mengharuskan peraturan kerja mencantumkan waktu mulai, waktu selesai, dan waktu istirahat. Jika melebihi batasan tersebut akan dihitung sebagai lembur. Dengan kata lain, 終業時間 di industri konstruksi pada dasarnya diatur dalam batas waktu kerja resmi ini, tetapi bisa dijalankan secara fleksibel sesuai kondisi di lapangan. 終業時間 dapat berbeda menurut industri dan jenis pekerjaannya, misalnya di tempat kerja dengan sistem shift, bisa ada beberapa jenis  終業時間 .

2. 残業

残業(ざんぎょう, zangyō)artinya tetap tinggal bekerja setelah melewati jam kerja yang telah ditentukan. Istilah ini berarti bekerja melebihi jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan maupun melebihi jam kerja legal yang diatur oleh Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan di Jepang. Untuk 残業 di luar dari batas yang ditetapkan hukum, maka upah lembur harus dibayarkan oleh perusahaan ke pekerja.

Secara umum, kerja melebihi 8 jam per hari atau 40 jam per minggu dianggap sebagai 残業, dan berhak mendapatkan upah lembur sesuai dengan Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan di Jepang, dimana perusahaan harus membayar upah lembur dengan tarif kenaikan minimum 25%. Upah lembur tersebut berlaku bukan hanya bagi karyawan tetap, tetapi juga bagi pekerja paruh waktu dan pekerja tidak tetap lainnya. Upah lembur untuk kerja di luar waktu dihitung dengan rumus berikut: Upah lembur = upah dasar per jam × jumlah jam lembur × tarif kenaikan (minimum 25%). 

Sebagai pekerja kita wajib mengikuti perintah kerja dari atasan selama 残業, dan jika 残業 tersebut mendadak, pekerja diharapkan tetap kooperatif dan profesional, selama 残業 tersebut tidak melanggar batasan hukum. Sebagai pekerja kita bertanggung jawab untuk mencatat jam kerja aktual, termasuk waktu mulai dan selesai 残業, dan juga memastikan form lembur atau sistem pencatatan elektronik diisi dengan benar.

3. 出勤

出勤(しゅっきん, shukkin)artinya pergi bekerja atau berangkat ke tempat kerja. Dalam sistem kerja Jepang yang sangat menekankan kedisiplinan dan tanggung jawab waktu, istilah 出勤 berarti masuk kerja atau kehadiran di tempat kerja pada hari kerja yang telah dijadwalkan. Ini adalah bagian mendasar dari manajemen tenaga kerja yang tercatat secara formal setiap hari di semua proyek, termasuk proyek konstruksi.

Selain itu ada yang namanya 出勤簿 (shukkinbo atau buku hadir), yaitu catatan hari hadir dan jam masuk-pulang pekerja, yang penting untuk pengelolaan jam kerja, perhitungan upah, dan lainnya. Dikarenakan banyaknya pekerja yang langsung pergi kerja ke lokasi konstruksi dan juga pulang langsung setelah bekerja, maka pencatatan manual atau dengan kartu jam pun semakin sulit untuk dilakukan, sehingga belakangan ini pemakaian aplikasi pencatatan kehadiran kerja di ponsel atau gadget lainnya semakin meningkat.

Sebagai pekerja biasakanlah harus datang sebelum jam kerja dimulai, misalnya jika mulai jam 08.00, maka tibalah di tempat kerja 10-15 menit sebelumnya. Jika sampai datang terlambat maka pekerja dapat dikenai sanksi, termasuk peringatan atau hingga potongan gaji. Selain itu, perusahaan mewajibkan pekerja untuk mengikuti apel pagi untuk briefing keselamatan dan informasi kerja harian setiap harinya.

4. 年次有給休暇

年次有給休暇(ねんじゆうきゅうきゅうか, nenji yūkyū kyūka)artinya hari libur pekerja di mana upah tetap dibayarkan oleh pemberi kerja. Sesuai istilah "nenji" atau artinya tahunan, sejumlah hari tertentu diberikan setiap tahun. Istilah ini sering disebut juga cuti berbayar atau cuti tahunan. Ini adalah hari libur yang bisa diambil pekerja tanpa potongan gaji, dan merupakan hak hukum yang dijamin oleh Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan Jepang 

年次有給休暇 diberikan kepada pekerja yang telah bekerja terus-menerus untuk jangka waktu tertentu, guna memulihkan kelelahan fisik dan mental serta menjamin kehidupan yang lebih seimbang. Ada dua syarat untuk bisa mendapatkan 年次有給休暇, pertama yaitu sudah bekerja minimal 6 bulan, kedua yaitu hadir bekerja setidaknya 80 % dari seluruh hari kerja dalam periode tersebut. 

Pekerja yang memenuhi syarat ini menerima 10 hari 年次有給休暇. Selanjutnya, pada hari ketika satu tahun telah berlalu sejak cuti tahunan pertama diberikan, jika syarat kedua terpenuhi (hadir ≥ 80 % dalam satu tahun berikutnya), maka pekerja mendapat 11 hari kerja cuti tahunan berbayar. Meskipun cuti adalah hak pekerja, namun pengajuan cuti harus mempertimbangkan jadwal kerja dan kebutuhan operasional perusahaan. Jika mengambil cuti dalam waktu sibuk (misalnya saat deadline proyek), maka sebaiknya konsultasi dulu ke pihak perusahaan.

5. 特別教育

特別教育(とくべつきょういく, tokubetsu kyōiku)artinya pendidikan khusus, yaitu pendidikan mengenai keselamatan atau kesehatan kerja yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu yang berbahaya atau berisiko. Materi pelatihan ditetapkan dalam peraturan, dan harus diajarkan oleh instruktur yang memiliki pengetahuan serta pengalaman memadai tentang mata pelajaran tersebut. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Jepang.

Dalam dunia konstruksi Jepang, keselamatan kerja adalah prioritas utama, dan setiap jenis pekerjaan yang mengandung risiko harus didukung dengan pelatihan yang sesuai. Salah satu jenis pelatihan yang sering diwajibkan adalah 特別教育. Contohnya mencakup pengoperasian crane, pekerjaan di ketinggian, pekerjaan dengan zat kimia berbahaya, pengoperasian alat kerja berputar, gerinda, dan sejenisnya, dan lainnya. Perusahaan dapat mengirim pekerjanya untuk mengikuti 特別教育 yang diselenggarakan lembaga eksternal atau dilaksanakan oleh internal perusahaan.

特別教育 diwajibkan oleh hukum dan perusahaan harus menyelenggarakannya sebelum menempatkan pekerja pada pekerjaan berbahaya. Pelatihan mencakup teori dan praktik, memberikan pengetahuan teknis serta langkah-langkah keselamatan. 特別教育 bukan merupakan kualifikasi nasional dan tidak ada ujian negara, tetapi dengan menyelesaikan pelatihan yang diwajibkan, maka pekerja dapat melakukan pekerjaan tersebut. Setelah selesai mengikuti 特別教育, maka peserta akan mendapat 修了証(しゅうりょうしょう, shuuryoushou atau sertifikat kelulusan)sebagai bukti telah mengikuti 特別教育. Sertifikat kelulusan tersebut perlu dibawa saat memasuki lokasi konstruksi yang terkait dengan pekerjaan tersebut.

6. 熱中症

熱中症(ねっちゅうしょう, necchūshō)yaitu gangguan yang terjadi karena terpapar lingkungan bersuhu tinggi. Dapat menimbulkan dehidrasi, kejang, kolaps, dan lain-lain. Ini adalah kondisi ketika panas terperangkap di dalam tubuh karena mekanisme pengaturan suhu (seperti berkeringat) tidak bekerja dengan baik di lingkungan panas dan lembap. Dapat terjadi tidak hanya di luar ruangan, tetapi juga saat diam di dalam ruangan, dan kadang berujung fatal.

熱中症 atau "heatstroke" atau serangan panas" adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu mengatur suhu tubuh. Terjadi ketika keseimbangan cairan dan garam di dalam tubuh terganggu oleh suhu dan kelembapan tinggi. Sebagai pekerja konstruksi, penting untuk memiliki pengetahuan yang tepat tentang 熱中症 , memperhatikan perubahan kondisi tubuh, serta peduli pada orang di sekitar untuk mencegah dampak kesehatannya.

Di Jepang 熱中症 dianggap sebagai salah satu risiko kesehatan paling serius di musim panas, dan setiap tahun menyebabkan banyak kasus darurat hingga kematian. Sebagai pekerja asing, terutama yang bekerja di lapangan atau belum terbiasa dengan iklim Jepang, kita wajib menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami dehidrasi, misalnya dengan minum air secara teratur, bahkan saat tidak merasa haus. Kemudian minum juga minuman yang mengandung elektrolit (ion drink) saat berkeringat banyak. Kita juga wajib menggunakan peralatan keselamatan yang sesuai, misalnya topi pelindung (helm) dengan pelapis penahan panas, pakaian kerja yang ringan dan menyerap keringat, dan lainnya. Langkah yang saat ini paling umum dan efektif adalah pakaian kerja yang dilengkapi kipas dibagian bawah. Sekarang di Jepang, hampir semua orang yang bekerja di luar ruangan dalam waktu lama mengenakan pakaian tersebut. Waspadalah terhadap gejala dini 熱中症, jika merasa tidak enak badan, segera berhenti bekerja dan lapor ke atasan.

7. 救急対応

救急対応(きゅうきゅうたいおう, kyūkyū taiō)artinya penanganan gawat darurat, yaitu semua tindakan pertolongan sementara yang dilakukan terhadap orang yang tiba-tiba sakit atau cedera (korban luka atau sakit) dengan tujuan mencegah perburukan kondisi sampai diserahkan kepada fasilitas dan tenaga medis (fase pra-hospital, pra-ambulans). Hal ini mencakup tindakan penyelamatan nyawa seperti resusitasi jantung-paru (misalnya menekan dada, penggunaan AED, dan lainnya) serta pertolongan pertama lainnya.

Dalam dunia konstruksi yang penuh risiko fisik, kesiapan menghadapi kondisi darurat sangat krusial. 救急対応 di industri konstruksi berarti melakukan pertolongan pertama dan penyelamatan yang cepat serta tepat ketika terjadi kecelakaan kerja di lokasi proyek. Yang paling penting saat terjadi kecelakaan adalah memastikan keselamatan di lokasi kejadian, misalnya yang harus dilakukan paling pertama yaitu memutus aliran daya atau energi gerak, melakukan ventilasi, dan sebagainya. Jika hal ini terlupakan dan langsung melakukan kegiatan penyelamatan, sangat mudah terjadi bencana sekunder. Misalnya, saat mencoba menyelamatkan orang yang jatuh ke dalam manhole, malah diri sendiri juga bisa ada resiko mati lemas. Atau misalnya saat mencoba menyelamatkan orang yang terjepit mesin, malah diri sendiri juga bisa ikut terjepit.

Sistem penanganan darurat semacam ini tidak hanya melindungi nyawa pekerja, tetapi juga menunjang kepatuhan hukum dan menjaga kepercayaan perusahaan. Dengan demikian, 救急対応 di bidang konstruksi adalah serangkaian tindakan dan persiapan sistematis untuk menyelamatkan dan melindungi korban secara cepat saat terjadi kecelakaan, demi menjamin keselamatan kerja.

8. ストレスチェック

ストレスチェック (sutoresu chekku), artinya pemeriksaan stres, yaitu pemeriksaan untuk mengetahui tingkat beban psikologis. Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Jepang, di tempat kerja yang secara tetap mempekerjakan 50 orang atau lebih pekerja, maka perusahaan tersebut wajib melaksanakan sekali setahun ストレスチェック oleh dokter, perawat kesehatan masyarakat, dan sejenisnya kepada semua pekerja.

Dalam dunia kerja yang terkadang memiliki tekanan kerja yang tinggi dan beban kerja yang intens, menjaga kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting. Untuk itu, sejak tahun 2015, pemerintah Jepang mewajibkan pelaksanaan ストレスチェック di perusahaan, termasuk di sektor konstruksi, sebagai bagian dari kebijakan pencegahan gangguan mental akibat kerja. Perusahaan yang memiliki 50 pekerja atau lebih wajib melaksanakannya, tetapi mengikuti tes bagi pekerja bersifat sukarela. Di antara mereka para pekerja yang dinilai "berstres tinggi", maka pekerja yang menginginkannya akan mendapat bimbingan wawancara oleh dokter, dan perusahaan harus mengambil langkah pengurangan stres berdasarkan pendapat dokter.

ストレスチェック dilakukan dengan cara pekerja menjawab kuesioner yang memuat pertanyaan tentang penyebab stres, gejala fisik atau psikis akibat stres, dan dukungan di sekeliling. Pelaksana (misalnya dokter, perawat kesehatan masyarakat, dan lainnya) mengumpulkan dan menilai jawaban, lalu memberitahukan hasilnya langsung kepada yang bersangkutan. Sebagai pekerja kita perlu menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja. Jika perusahaan menyelenggarakan ストレスチェック, sebagai pekerja kita sebaiknya mengikuti, meskipun sebenarnya tidak wajib secara hukum. Hasil pemeriksaan ストレスチェック bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpa izin. Kita harus menghargai privasi rekan kerja dan membangun lingkungan kerja yang mendukung.